Holo...Sudah Makan?...
Halo...Aman?...
Halo...Agus,...agus,..agus
Ungkapan diatas merupakan pertanyaan yang mengungkapkan bagaimanakah keadaan kita, bisa saja menanyakan khabar karena lama tidak bertemu kemudian bisa saling cerita mengenai kita sekarang. Kebiasaan ini menjadi standar awal memulai/ membuka pembicaraan yang membudaya di Indonesia.
Dulu saya sempat akrab dengan ekpatriat yang berasal dari India, untuk mengucapkan salam "Halo Apakabar " dia harus belajar...kalimat yang sering dia ucapkan bila bertemu..."Halo Sudah Makan?" Saya sedikit berfikir, apakah budaya disana menanyakan salam dengan menanyakan sudah makan itu dilatar belakangi banyak manyarakat yang kelaparan sehingga setiap ketemu Makan merupakan prioritas utama?... (ini oponi pribadi tanpa maksud merendahkan masyarakat India). Atau Mungkin bila di Palestina atau di jalur Gaza salam yang sering muncul bila ketemu kawan pertanyaannya "Halo...Aman?", hal ini dilatar belakangi pergolakan di sana sehingga prioritas utama adalah keamanan.
"Halo Agus" Klo ini penggalan iklan salah satu operator seluler di negeri kita, menggambarkan bahwa telepon ke luar negeri sekarang lebih murah.
Sebagai contoh lain; Tung Dasem Waringin memiliki salam "Dahsyat", atau Mario Teguh dengan "Manusia Super", bahkan Pak de saya salamnya "Nyuwun Sewu". Anak-anak muda mengacungkan 2 jari "Salam Peace", Sebagian penggemar musik planet, trash membanggakan 3 jari "salam metal". Masih ingat Pak Ogah?.. salamnya "Cepek Dulu dong", karena perkembangan jaman nilai uang seratus nilainya turun harus ditingkatkan ntarifnya menjadi
"Gopek/Gojing Dulu dong" .... Pak Haji atau kaum muslim selalu ber uluk salam " Assalum'alaikum"....
Ponakan saya yang kasmaran sama rekan sekelasnya, salamnya membuat berbunga-bunga "Salam Manis", Salam Sayang", "Salam Rindu" dan "salam Kompak"
Ada salam yang lain yang mau di tambahkan?
Salam juga merupakan salah satu senjata Marketer 3S (Senyum, sapa, salam) untuk menjaring custome/konsumen/ Calon Nasabah. Bahkan Salam sebagai bagian dari (Corporate Culture)
budaya perusahaan yang harus di lestarikan. Coba Telepon ke Perusahan yang menerapkan budaya kerja, operator/ penjawab telepon akan terdengar salam yang khas.
Dengan spirit yang sama...Salam merupakan bentuk harapan yang harus diwujudkan meski lewat ekspresi
Saya mengucapkan salam bila ditanyakan Apakabar?....
jawabnya....LUAR BIASA,
bahkan Yel...yel penyemangat dapat menambah Energi yang tidak terbantah
MULUS PASTI BISA,
MULUS HARUS BISA,
MULUS RUAR BIASA...(Saking Luar Biasanya)
Salam, bisa di sampaikan bila bertemu dengan teman sejawat/ rekan kerja, atasan maupun customer kita "Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam Pak/ Bu!?". Salam saudara kita dari batak "Horas"..., dari Sunda "Punten" dll.
Jadi Ingat Rekanku dulu bila Telepon belum diangkat salamnya " Halo!, hola!, haol!, hoal, laho!," kalimat Halo di bolak balik sampai di tutup sendiri teleponya. Pernah juga suatu ketika atasan yang memiliki budaya berbeda, marah di telepon. pasalnya saat mencari rekan sejawat yang di butuhkan si Bos sulit menghubunginya, ketika mencari di ruang kerja dengan phone yang menjawab dengan ramah "Halo Selamat siang?!".
Dengan nada marah berucap "Tidak ada selamat, Pagi/ Siang/ Sore/ Malam" Saya mau si S menghadap saya! brak...tutup telepon.
Ada juga tidak Siang/ Sore/ Malam, setiap waktu salamnya "selamat pagi" hal ini untuk membuat semangat karyawan bahwa pagi identik dengan produktivitas. Tapi Jangan salah...., Tetangga saya Produktivitasnya malah malam hari....he..he...la gimana maunya ingin punya anak lagi sih...Atau kawan saya?...hari kerja Pagi s/d sore ngantor, malam internetan dirumah/ warnet main forex dan mengelola inetrnet marketing.
Jangan karena ikut Seminar, masuk ke Camp-camp Motivasi, dan seolah-olah menemukan Jalan hidup kita bahkan menjadi pilihan hidup dan merubah menjadi lebih baik. belum tentu...!?
Saya salah satu orang yang percaya bahwa sukses dapat di poroleh karena sikap positif dan hubungan antar manusia dan 15%nya karena keahlian teknis. Sebagai bukti sikap positif saya sungguh beruntung, di mana beruntung bertemu dengan orang-orang yang membuat kita lebih baik...
Ya dengan tidak melewatkan belajar....seminar, Motivasi, dan Mentoring....he..he...
Salam luar biasa!!!
Dulu saya sempat akrab dengan ekpatriat yang berasal dari India, untuk mengucapkan salam "Halo Apakabar " dia harus belajar...kalimat yang sering dia ucapkan bila bertemu..."Halo Sudah Makan?" Saya sedikit berfikir, apakah budaya disana menanyakan salam dengan menanyakan sudah makan itu dilatar belakangi banyak manyarakat yang kelaparan sehingga setiap ketemu Makan merupakan prioritas utama?... (ini oponi pribadi tanpa maksud merendahkan masyarakat India). Atau Mungkin bila di Palestina atau di jalur Gaza salam yang sering muncul bila ketemu kawan pertanyaannya "Halo...Aman?", hal ini dilatar belakangi pergolakan di sana sehingga prioritas utama adalah keamanan.
"Halo Agus" Klo ini penggalan iklan salah satu operator seluler di negeri kita, menggambarkan bahwa telepon ke luar negeri sekarang lebih murah.
Sebagai contoh lain; Tung Dasem Waringin memiliki salam "Dahsyat", atau Mario Teguh dengan "Manusia Super", bahkan Pak de saya salamnya "Nyuwun Sewu". Anak-anak muda mengacungkan 2 jari "Salam Peace", Sebagian penggemar musik planet, trash membanggakan 3 jari "salam metal". Masih ingat Pak Ogah?.. salamnya "Cepek Dulu dong", karena perkembangan jaman nilai uang seratus nilainya turun harus ditingkatkan ntarifnya menjadi
"Gopek/Gojing Dulu dong" .... Pak Haji atau kaum muslim selalu ber uluk salam " Assalum'alaikum"....
Ponakan saya yang kasmaran sama rekan sekelasnya, salamnya membuat berbunga-bunga "Salam Manis", Salam Sayang", "Salam Rindu" dan "salam Kompak"
Ada salam yang lain yang mau di tambahkan?
Salam juga merupakan salah satu senjata Marketer 3S (Senyum, sapa, salam) untuk menjaring custome/konsumen/ Calon Nasabah. Bahkan Salam sebagai bagian dari (Corporate Culture)
budaya perusahaan yang harus di lestarikan. Coba Telepon ke Perusahan yang menerapkan budaya kerja, operator/ penjawab telepon akan terdengar salam yang khas.
Dengan spirit yang sama...Salam merupakan bentuk harapan yang harus diwujudkan meski lewat ekspresi
Saya mengucapkan salam bila ditanyakan Apakabar?....
jawabnya....LUAR BIASA,
bahkan Yel...yel penyemangat dapat menambah Energi yang tidak terbantah
MULUS PASTI BISA,
MULUS HARUS BISA,
MULUS RUAR BIASA...(Saking Luar Biasanya)
Salam, bisa di sampaikan bila bertemu dengan teman sejawat/ rekan kerja, atasan maupun customer kita "Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam Pak/ Bu!?". Salam saudara kita dari batak "Horas"..., dari Sunda "Punten" dll.
Jadi Ingat Rekanku dulu bila Telepon belum diangkat salamnya " Halo!, hola!, haol!, hoal, laho!," kalimat Halo di bolak balik sampai di tutup sendiri teleponya. Pernah juga suatu ketika atasan yang memiliki budaya berbeda, marah di telepon. pasalnya saat mencari rekan sejawat yang di butuhkan si Bos sulit menghubunginya, ketika mencari di ruang kerja dengan phone yang menjawab dengan ramah "Halo Selamat siang?!".
Dengan nada marah berucap "Tidak ada selamat, Pagi/ Siang/ Sore/ Malam" Saya mau si S menghadap saya! brak...tutup telepon.
Ada juga tidak Siang/ Sore/ Malam, setiap waktu salamnya "selamat pagi" hal ini untuk membuat semangat karyawan bahwa pagi identik dengan produktivitas. Tapi Jangan salah...., Tetangga saya Produktivitasnya malah malam hari....he..he...la gimana maunya ingin punya anak lagi sih...Atau kawan saya?...hari kerja Pagi s/d sore ngantor, malam internetan dirumah/ warnet main forex dan mengelola inetrnet marketing.
Jangan karena ikut Seminar, masuk ke Camp-camp Motivasi, dan seolah-olah menemukan Jalan hidup kita bahkan menjadi pilihan hidup dan merubah menjadi lebih baik. belum tentu...!?
Saya salah satu orang yang percaya bahwa sukses dapat di poroleh karena sikap positif dan hubungan antar manusia dan 15%nya karena keahlian teknis. Sebagai bukti sikap positif saya sungguh beruntung, di mana beruntung bertemu dengan orang-orang yang membuat kita lebih baik...
Ya dengan tidak melewatkan belajar....seminar, Motivasi, dan Mentoring....he..he...
Salam luar biasa!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar