Minggu, 26 Juli 2009

Cinta & Pernikahan

(Untuk seorang Teman yg mau menjalani Pernikahan. S E L A M A T !!)

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana saya menemukannya?

Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting
yang kamu anggap paling menakjubkan, artinyakamu telah menemukan cinta".

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"

Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik)". Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya"

Gurunya kemudian menjawab "Jadi ya itulah cinta"

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?"

Gurunya pun menjawab "Ada hutan yang subur didepan saja. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan"

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar subur, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.

Gurunya bertanya, "Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?"

Plato pun menjawab, "sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya"

Gurunya pun kemudian menjawab, "Dan ya itulah perkawinan"
*****
Catatan - Kecil :
Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih. Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan... tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya.

Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya, Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia2lah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena, sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir" (Ar Ruum : 21)

Semoga kita menjadi bagian dari kaum-kaum yang berfikir tersebut.


“Semoga Allah Mengumpulkan Yang Berserakan Dari Keduanya, Memberkati
Mereka Berdua Dan Kiranya Allah Meningkatkan Kualitas Keturunan Mereka, Menjadikan Pembuka Pintu Rahmat, Sumber Ilmu Dan Nikmat Serta Rasa Aman Bagi Umat “ (Doa Rasulullah Saat Pernikahan Putrinya Fatimah Dengan Ali Bin Abi Thalib)

(disadur dari duni maya
)

Jumat, 03 Juli 2009

PALANGKA RAYA Ibu Kota Indonesia Masa Depan

(Wacana Pemindahan Ibu Kota)

Anda Lahir dari mana? kalau jawabnya lahir dari Rahim Ibu, maka itulah jawaban menurut Ilmu Kebidanan; kita lahir dari BATIN. Orang yang batinnya bersih, baginya Tuhan lebih dekat dari segala yang dekat ( Deus intimeor intimo meo )

Kutipan ini berasal dari tulisan Prof. Dr H. Damardjati Supadjar yang berkenan menyumbangakan pemikirannya. Kata-kata sederhana ini membawa makna dalam. Beliau mengingatkan kita untuk memulai segala sesuatunya dengan iklas sehingga Tuhan akan berkenan dengan apa yang akan kita kerjakan. Dengan niat ini pulalah kiranya kita bisa menyimak wacana "Palangka Raya Ibukota Indonesia Masa depan"

Mengawali tulisan ini kita akan menemukan kesamaan pandang dari Sri Sultan Hamengkubuwono X, Prof. Dr H. Damardjati Supadjar, Prof. Dr Anhar Gonggong, dan Pendeta Natan Setiabudi bahwa Bhineka Tunggal Ika sebagai semangat dan jati diri bangsa merupakan basis kultur dalam membangun ibu kota. Mengingat derasnya arus globalisasi, informasi, dan teknologi maka ibu kota harus dibangun dengan ke-iklas-an, dirancang secara matang sejak awal sehingga tidak ketinggalan jaman dan memiliki carrying capacity. Untuk menemukanya Ibukota idealnya dibangun dengan konsep 'Ibukota desa' yang mengembalikan ibukota pada lokasi yang benar-benar virgin, bersih dari residu kehidupan, jauh dari polusi dan ancaman bencana alam. Dalam konteks kekinian, semangat kebangsaan diwujudkan melalui proses berfikir sistematik dan dilakukan secara sistematik pula. Sehingga gagasan pemindahan ibukota benar sebagai penyelesaian persoalan bukanya menjadi bagian dari persoalan.
Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan masyarakat Kalimantan dicerminkan melaluai symbol budaya 'Rumah Betang, Batang, Lamin, Balai atau Rumah Panjang. Semangat Rumah ini mengakui adanya keberagaman dalam sebuah ruang hidup, membiarkanya berkembang, dan saling bortoleransi satu sama lain. Sebagaimana di daerah lain di Indonesia, kesuraman Orde Baru menenggelamkan keberanian menggunakan indiom kedaerahan membuat semangat ini seakan terlupakan. Kerinduan akan perasaan nyaman dalam suasana rumah ini mendorong banyak orang menggaungkan perlunya menumbuhkembangkan semangat ini. Kalimantan menggunakan semangat ini sebagai modal memperkuat pembanguanan yang sedang dilakukan.

Ditulis ulang dari buku ultah KNPI Kota Palangkaraya utk "HUT Emas 50 Tahun Provinsi Kalimantan Tengah pada tgl 23 Mei 1957"

IRID Indeks Resiko Iklim Desa

  Link