Jumat, 03 Juli 2009

PALANGKA RAYA Ibu Kota Indonesia Masa Depan

(Wacana Pemindahan Ibu Kota)

Anda Lahir dari mana? kalau jawabnya lahir dari Rahim Ibu, maka itulah jawaban menurut Ilmu Kebidanan; kita lahir dari BATIN. Orang yang batinnya bersih, baginya Tuhan lebih dekat dari segala yang dekat ( Deus intimeor intimo meo )

Kutipan ini berasal dari tulisan Prof. Dr H. Damardjati Supadjar yang berkenan menyumbangakan pemikirannya. Kata-kata sederhana ini membawa makna dalam. Beliau mengingatkan kita untuk memulai segala sesuatunya dengan iklas sehingga Tuhan akan berkenan dengan apa yang akan kita kerjakan. Dengan niat ini pulalah kiranya kita bisa menyimak wacana "Palangka Raya Ibukota Indonesia Masa depan"

Mengawali tulisan ini kita akan menemukan kesamaan pandang dari Sri Sultan Hamengkubuwono X, Prof. Dr H. Damardjati Supadjar, Prof. Dr Anhar Gonggong, dan Pendeta Natan Setiabudi bahwa Bhineka Tunggal Ika sebagai semangat dan jati diri bangsa merupakan basis kultur dalam membangun ibu kota. Mengingat derasnya arus globalisasi, informasi, dan teknologi maka ibu kota harus dibangun dengan ke-iklas-an, dirancang secara matang sejak awal sehingga tidak ketinggalan jaman dan memiliki carrying capacity. Untuk menemukanya Ibukota idealnya dibangun dengan konsep 'Ibukota desa' yang mengembalikan ibukota pada lokasi yang benar-benar virgin, bersih dari residu kehidupan, jauh dari polusi dan ancaman bencana alam. Dalam konteks kekinian, semangat kebangsaan diwujudkan melalui proses berfikir sistematik dan dilakukan secara sistematik pula. Sehingga gagasan pemindahan ibukota benar sebagai penyelesaian persoalan bukanya menjadi bagian dari persoalan.
Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan masyarakat Kalimantan dicerminkan melaluai symbol budaya 'Rumah Betang, Batang, Lamin, Balai atau Rumah Panjang. Semangat Rumah ini mengakui adanya keberagaman dalam sebuah ruang hidup, membiarkanya berkembang, dan saling bortoleransi satu sama lain. Sebagaimana di daerah lain di Indonesia, kesuraman Orde Baru menenggelamkan keberanian menggunakan indiom kedaerahan membuat semangat ini seakan terlupakan. Kerinduan akan perasaan nyaman dalam suasana rumah ini mendorong banyak orang menggaungkan perlunya menumbuhkembangkan semangat ini. Kalimantan menggunakan semangat ini sebagai modal memperkuat pembanguanan yang sedang dilakukan.

Ditulis ulang dari buku ultah KNPI Kota Palangkaraya utk "HUT Emas 50 Tahun Provinsi Kalimantan Tengah pada tgl 23 Mei 1957"

Tidak ada komentar:

IRID Indeks Resiko Iklim Desa

  Link