Rabu, 03 Juni 2020

Menjaga Marwah di Grup WhatsApp

Barangkali hampir semua pengguna Smartphone canggih memiliki akun WhatsApp. Untuk menjalin komunikasi, Itu jelas. Pernahkah kita merasa terganggu karena notifikasi yang tang-ting-tung hampir setiap saat dari group WhatsApp yang anda buat atau kita ikuti? Berapa sih jumlah group yang kita ikuti di WhatsApp? Nah, bagaimana supaya merasa tidak terganggu dan tidak mengganggu sesama “penghuni” group?
Merasa terganggu pasti pernah lah ya. Kita juga termasuk orang yang kadang dalam saat-saat tertentu merasa terganggu karena saking rame-nya group WhatsApp. Ya, meski sebenernya kita hanya masuk di 20 group WhatsApp. Dari 20 group itu, 5 diantaranya kita menjadi admin group dan 15 group lainnya diluar penguasaan kita.



Perlakuan paling gampang dan hampir tidak membawa efek kurang baik ketika merasa terganggu dengan ramenya group WhatsApp adalah dengan MUTE. Ya, matikan notifikasi untuk group-group tertentu. Apabila masih kurang nyaman, tak ada salahnya keluar dari group. Sungkan? Ya tentu perasaan itu akan ada. Tapi keluarlah baik-baik, jangan meninggalkan jejak buruk di dalam group. Jadilah anggota group yang baik. Kita memiliki beberapa “aturan” ketika ada di dalam sebuah group.
Dalam literatur komunikasi kita mengenal etika komunikasi. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan etika sebagai “ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)”.
Etika sering disebut juga dengan “etiket” (étikét), yaitu ”tata cara (adat sopan santun, dsb) dalam masyarakat beradab dalam memelihara hubungan baik antara sesama manusianya” (KBBI).
Kita bisa memaknai etika komunikasi dengan “sopan-santun atau tatakrama dalam berkomunikasi” atau “cara berkomunikasi yang baik”.

Kenali seisi anggota group

Perlahan, kenali satu persatu anggota group sampai pada tingkatan karakternya. Jangan sungkan untuk menjadi anggota group pasif (silent reader) terlebih dahulu. Tak semua orang bisa diajak bercanda sampai level tertentu, terlebih kadang ada perbedaan umur yang signifikan antar anggotanya menyebabkan level guyonan juga berbeda. Mungkin bagi kebanyakan anggota group guyonan pada level tertentu adalah biasa, tapi bisa jadi ada sedikit anggota group yang menganggap guyonan itu sudah kelewatan dan melanggar marwah (pakai bahasa setil-nya anggota dewan).

Hargai privasi orang lain

Memposting foto orang lain yang memalukan di group adalah tindakan tidak terpuji. Jadi hindari memposting gambar atau capture status orang lain yang dirasa memalukan atau mengganggu privasi di group, terlebih orang tersebut ada di dalam group yang sama. Setiap individu di dalam group akan terusik ketika dilanggar privasinya. Paling tidak, jangan sampai benar-benar terekspos identitas yang ada di dalam gambar kalau memang hanya untuk sekedar joke. Gampangnya aplikasi WhatsApp yang bisa copy-paste atau forward membuat persebaran konten menjadi tak terkendali. Kita tak pernah tahu kemana saja konten yang kita post di WhatsApp tersebar.

Hargai waktu berkualitas orang lain

Maksudku tentu saja ada momen-momen tertentu yang orang lain mengharapkan ketenangan, sebut saja waktu beristirahat malam. Perkirakan saja zona waktu dari kebanyakan anggota group. Buat batasan kira-kira pukul berapa kebanyakan orang istirahat tidur malam. Beberapa group yang kita ikuti berisi orang-orang lintas zona waktu. Ada yang ketika ditempatku sudah menjelang siang, di tempat lain masih malam dinihari. Ambil saja mayoritas orang yang ada di group ada di zonasi waktu yang mana.

Posting sesuai tema

Beberapa group WhatsApp dibuat untuk tujuan tertentu atau tema tertentu. Misal group teman-teman SMP, SMA, teman-teman Kuliah, group Komunitas Blogger, Lingkungan warga, group untuk persiapan acara tertentu, dan masih banyak lagi. Usahakan apa yang dibicarakan sesuai dengan tema atau tujuan tersebut. Kalaupun ada joke atau candaan, jangan sampai mendominasi konten sehingga mengurangi marwah group (halah… maneh). 

Jangan sungkan untuk keluar dari group

Apabila memang sudah merasa terganggu, setiap anggota grup boleh saja keluar dari group. Keluarlah baik-baik, bisa jadi keluarnya njenengan dari group menjadi bahan introspeksi bagi seluruh anggota group mengenai “kenyamanan” di dalam group. Keluar dari group bukan berarti tidak menghargai orang yang telah mengundang atau seisi group.
Sementara ketika kita menjadi admin group, beberapa aturan yang kita pakai antara lain dalam hal mengundang seseorang untuk menjadi anggota group.

Usahakan mengundang secara personal terlebih dahulu

Ya benar, japri dulu baru kemudian benar-benar add to group. Sebenarnya aturan ini baru saja kita mulai. Kepikiran demikian karena kadang ketika kita masuk di grup tertentu kita tidak begitu mengenal satu persatu anggota grup/ lupa sehingga harus kepo cek satu persatu foto profil, nomor ponsel, dan nama (opo maneh yen ayu banget). Nah, ternyata tak semua orang nyaman dikepoin dengan cara-cara demikian. Jadi sebelum memasukkan seseorang ke dalam group, tak ada salahnya berkomunikasi secara personal (japri) terlebih dahulu. Utarakan dan tanyakan kesediaannya untuk dimasukkan ke dalam group.

Jenis Postingan 





Postingan Yang Disukai

1. Interaktif

Dalam grup, salah satu postingan yang sesuai dengan etika grup wa adalah postingan yang interaktif. Postingan yang interaktif adalah postingan yang bersifat menanggapi apa yang sedang dibicarakan di dalam grup. Jika anda memberikan data tambahan atas apa yang sedang dibicarakan di grup, atau memberikan video yang menambah keterangan atas apa yang sedang dibicarakan, anda akan tampak sebagai seseorang yang memiliki etika dan dapat berinteraksi dengan baik dengan orang yang berada di grup.


2. Menginspirasi

Dalam kehidupan, sering kali kita mengalami naik dan turun, senang dan sedih. Sebuah postingan sederhana yang menginspirasi; baik berbentuk foto, video, maupun kata-kata bisa jadi dapat menyemangati seseorang untuk bersyukur atas apa yang dimilikinya ataupun bersemangat dalam beribadah maupun dalam menyelesaikan tugasnya.


3. Efektif & mudah dipahami

Adalah sangat menyenangkan anggota grup Whatsapp jika hal yang kita posting di grup efektif dan mudah dipahami. Efektif berarti tidak bertele-tele; singkat, padat dan fokus kepada inti dari pesan. Dengan mempertimbangkan banyaknya grup Whatsapp yang dimiliki setiap orang, adalah bijaksana jika kita membuat postingan kita seefektif mungkin. Postingan yang mudah dipahami adalah yang tidak ambigu dan tidak menggunakan bahasa ataupun istilah yang tidak familiar dengan anggota grup Whatsapp tersebut.


4. Aktual dan relevan

Meskipun ini sebenarnya adalah salah satu prinsip dalam penulisan berita, aktual dan relevan juga dapat dianggap sebagai salah satu bagian dari etika grup WA. Hal ini karena saat kita memposting sesuatu yang sudah kadaluarsa ataupun tidak relevan, hal itu akan menciptakan ketidaknyamanan bagi anggota grup lainnya.


5. Terverifikasi

Sangat disayangkan, terkadang kita menemukan sebuah informasi yang belum terverifikasi validitasnya. Dalam surat An-Nisa ayat 94 dan Al-Hujurat ayat 6, Allah menegaskan kepada kita untuk selalu ber-tabayyun saat kita mendapatkan sebuah informasi. Tabayyun sendiri berasal dari bahasa Arab dengan kata kerja tunggal tabayyan yang dalam kamus al-Maani dijelaskan berarti terang, jelas, dan yakin akan kebenaran dalilnya.
Dengan ber-tabayyun, kita terhindar dari kesalahan dalam mengambil keputusan. Bagaimana cara memverifikasi informasi sebelum kita memposting? Telitilah terlebih dahulu siapa yang menyampaikan informasi tersebut. Apakah sumbernya terpercaya atau tidak. Jika memang sumbernya tidak terpercaya, tinggalkan.


6. Tidak berlebihan

Perlu digarisbawahi bahwa meskipun kita ingin memposting sesuatu yang inspiratif, aktual dan relevan, kita juga harus tetap menahan diri untuk tidak berlebihan dalam memposting sesuatu. Hal ini agar kita tidak tampak terlalu mendominasi percakapan di dalam grup. Beri ruang dan waktu bagi orang lain untuk memposting hal lain dan juga mencerna apa yang kita kirimkan.


7. Santun

Akhirnya, untuk melengkapi etika grup whatsapp ini, mari kita selalu bersikap santun di dalam grup whatsapp. Salah satu bentuk kesantunan adalah; yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda. Meskipun tidak bertatap muka langsung, grup whatsapp sejatinya adalah ruang publik dimana kita bertemu dan bersikap dengan baik dan penuh dengan etika.
Kesantunan tentu memiliki definisi yang terkadang sedikit berbeda pada tiap budaya maupun rentang usia yang berbeda. Meskipun demikian, usahakan tetap berusaha untuk memahami standar kesantunan dan etika dari anggota grup wa tersebut.





Postingan Yang Tidak Disukai

1. Postingan yang ambigu

Postingan ambigu adalah postingan yang tidak jelas apakah itu “informasi”, “instruksi”, “undangan” atau “himbauan”. Karena tidak jelas, maka orang lain dalam grup tersebut juga tidak dapat memberikan respons yang sesuai dengan yang anda harapkan dan mereka harus berpikir keras untuk memahami postingan tersebut.
Untuk mengatasi hal ini, yang perlu disadari adalah; bahasa lisan dan bahasa tulisan adalah berbeda. Bahasa lisan memiliki intonasi suara yang membantu menjelaskan maksud dari sebuah kalimat. Namun dalam bahasa tulisan, informasi sepenuhnya berasal dari tulisan yang terbaca. Oleh karena itu, pastikan untuk membaca ulang sebuah informasi sebelum mem-posting-nya. Dengan kata lain, “menulislah agar tidak disalahpahami, bukan hanya agar sekedar dipahami”.


2. Instruksi yang harus segera dilaksanakan

Berbeda dengan pesan pribadi, pesan yang anda posting di Whatsapp group tidak selamanya muncul di notifikasi orang yang anda tuju. Sebagian besar orang mematikan pop-up notifikasi (pemberitahuan) dari grup karena mereka memiliki begitu banyak grup sehingga akan merasa sangat terganggu dengan pop-up yang akan terus muncul setiap detik.
Namun sebagian besar orang mengaktifkan pop-up notifikasi untuk private chat. Oleh karena itu, jika anda ingin memberikan instruksi yang harus dilaksanakan dalam waktu cepat (1-10 menit), adalah lebih efektif jika anda mengirimkan pesan melalui private chat (pesan pribadi). Menuliskan instruksi cepat di grup akan membuat orang tersebut merasa bersalah karena tidak membaca instruksi di grup.
Sebagai tambahan, grup selalu diisi dengan postingan baru. Jika orang tersebut belum sempat membaca instruksi anda, tulisan anda mungkin sudah terdorong ke atas dan tertutupi oleh postingan lainnya.


3. List berantai yang tidak ditujukan untuk semua orang di grup tersebut

Misalnya anda memiliki sebuah grup organisasi yang di dalamnya terdiri dari ratusan orang yang memiliki hobi dan kegemaran yang berbeda-beda. Lalu suatu hari anda memposting sebuah postingan semacam ini:
Yang ingin mengikuti kegiatan latihan volley sore ini, harap menulis namanya di bawah ini.
1. Mr A
2. Mr B
3. Mr C
4. …
5. …
Silakan dilengkapi
Lalu list itu akan berjalan terus… dan terus… dan memenuhi group tersebut sehingga anggota grup lainnya yang tidak memiliki kepentingan tidak dapat memposting hal lain dalam grup tersebut. Postingan di atas tentu saja boleh di-posting di grup “pecinta volley”, tapi bukan di grup organisasi yang sifatnya tidak terkait langsung dengan hal itu.
Lalu bagaimana jika anda membutuhkan data siapa saja yang ingin bermain volley di organisasi anda. Cukup buat postingan seperti ini.
Sore ini kita akan mengadakan latihan volley. Bagi yang tertarik, kirim pesan ke saya ya. Terima kasih.


4. Sesuatu yang sudah diposting orang lain

Kadang kala kita menerima sebuah postingan yang menarik lalu kita secara spontan membagikannya ke berbagai grup yang kita miliki. Tanpa kita sadari, sebenarnya postingan tersebut telah dibagikan oleh orang lain sebelumnya. Solusi dari permasalahan ini, selalu periksa terlebih dahulu grup WA yang akan anda tuju. Pastikan bahwa belum ada orang yang membagikan postingan tersebut sebelumnya.


5. Disturbing picture: Gambar, video ataupun tulisan yang tidak sesuai dengan value yang diyakini oleh anggota grup tersebut.

Untuk mencairkan suasana, terkadang salah seorang anggota grup memposting sebuah foto, quote, ataupun video yang menurut dia lucu atau menarik. Namun, jika tidak dipertimbangkan dengan baik, bisa jadi postingan itu justru menimbulkan awkward moment karena orang-orang di dalam group tersebut merasa bahwa postingan itu tidak pantas.
Sebagai tambahan, disturbing picture bukan hanya akan membuat suasana tidak nyaman di grup, namun juga dapat menjatuhkan reputasi anda dan menunjukkan bahwa anda tidak memahami etika grup WA.


6. Berdebat

Tidak diragukan lagi, berdebat di grup (apalagi hingga berdebat panjang) adalah salah satu bentuk pelanggaran terhadap etika grup WA. Berdebat membuat semua orang yang berada di dalam grup tidak nyaman karena ruang yang seharusnya dapat digunakan untuk publik kini digunakan oleh beberapa orang saja untuk membuktikan bahwa dirinya benar dan orang lain salah. Jika ada permasalahan krusial yang membutuhkan penyelesaian, lebih baik dilakukan melalui pesan pribadi atau lebih baik lagi dengan bertemu dan berdiskusi secara langsung.


7. Membuka kesalahan orang di depan semua orang

Last but not least, ini salah satu jenis postingan yang paling tidak disukai orang. Jika kita menemukan sebuah kesalahan, bantulah orang tersebut untuk memperbaikinya dengan mengirimkan private chat padanya, bukan dengan mengumbar kesalahannya di muka semua orang.
Memang sesekali, jika kesalahan ini telah terjadi berulangkali dan bukan karena ketidaksengajaan, bisa saja kita memposting di grup. Memposting kesalahan di grup juga bisa dilakukan jika memang semua orang perlu mengetahui kesalahan itu agar mereka tidak melakukan kesalahan yang sama. Namun selagi masih memungkinkan, kirimlah pesan pribadi kepada yang bersangkutan,

Poin penting tentang grup Whatsapp

  • Hal yang bersifat pribadi tidak perlu di-share di grup. Hal ini Karena sesuatu yang dibagikan di grup adalah untuk kepentingan organisasi.
  • Jaga spirit persaudaraan dan kekeluargaan. Meskipun tidak terkait langsung dengan organisasi, informasi yang sifatnya kekeluargaan seperti adanya anggota organisasi yang menikah, melahirkan, sakit, terkena musibah ataupun berita keluarga lainnya, dalam mayoritas situasi tetap layak untuk di-share mengingat banyak organisasi yang bersifat kekeluargaan.
  • Buatlah kesepakatan di dalam grup. Untuk meningkatkan kenyamanan, buatlah kesepakatan tentang apa fungsi dari grup dan apa saja yang boleh atau tidak boleh di-share.
  • Tutup grup kepanitiaan lama. Agar tidak menggantung, grup kepanitiaan yang sudah selesai segala urusannya lebih baik untuk ditutup secara baik dan resmi.
  • Mintalah izin atau beri pemberitahuan sebelum memasukkan ke grup whatsapp. Kepada yang lebih senior, sebaiknya meminta izin terlebih dahulu. Adapun kepada yang sebaya ataupun lebih muda, sampaikan pemberitahuan terlebih dahulu.
  • Gunakan emoticon dengan bijak. Emoticon dapat membantu untuk menjelaskan intonasi dan mood dari pembicaraan.
    Jika diperlukan, gunakan seperlunya dengan bijak.




Berikut ini adalah contoh konvensi etika (Netiket) yang disusun untuk menjadi perhatian kita bersama dalam komunitas Warga, 
Etika dlm bercanda di group Warga...
1. Menghindari pembicaraan yg menyangkut SARA (Suku, Agama dan Ras)
2. Menghindari bicara saru yg berlebihan... (saru yg normal2 sih gak papa)
3. Menghindari topik pembicaraan yg sifatnya mengungkit masa lalu yg bisa melukai perasaan yg bersangkutan.
4. bila sampai terjadi kesalah pahaman anggota group dilarang memprofokasi dan wajib memberi komentar yg menyejukkan...
5. Setiap anggota tidak bisa melakukan tindakan hukum atas percakapan di group ini, (karena hanya Hoax dan bercanda / guyon)
6. Semua anggota group  dianggap sudah mengetahui dan memahami...
Untuk itu, Pandai Menahan diri, Jika tidak ada dalam aturan Group WA

Pesatnya perkembangan teknologi membuat kita terkadang melupakan nilai dan etika. Namun jika kita selalu bijaksana dalam menyikapi segala sesuatu serta selalu memohon hidayah dari Allah SWT, maka Allah akan selalu memberi petunjukNya dan membimbing kita untuk selalu bersikap dengan arif.
Dalam menjalankan etika ini, sebagai manusia terkadang kita lupa, silap, ataupun khilaf. Terkadang kita memiliki waktu yang sangat terbatas dan berada pada kondisi emosi yang kurang stabil karena padatnya pekerjaan sehingga kita lupa beretika. Oleh karena itu, tugas kita semua adalah saling mengingatkan dengan santun jika diantara rekan kita masih belum memahami atau menerapkan etika ini.
Peribahasa “Mulutmu adalah Harimaumu” maka sekarang  “Jempolmu harimaumu” selamat Berdikusi dan berbagi Informasi.
dan akan di update sesuai dengan perkembangan
Salam,




Salah satu Anggota Group WA

Tidak ada komentar:

Banda Neira

Banda Neira, Kab. Maluku Tengah Prov. Maluku Jakarta, Perjalanan Udara dengan GIA dari Bandara International Soekarno-Hatta Jakarta ke Ambo...